SEBANYAK 30 anak asal Jolo, Filipina, akan mendapatkan beasiswa dari Yayasan Sukma untuk menempuh pendidikan di Indonesia, tepatnya di Aceh. Hal itu dikatakan Wali Kota Jolo, Hussin A Amin, di Jakarta, Rabu (1/6). Jolo adalah kota di Provinsi Sulu yang menjadi markas kelompok Abu Sayyaf. Pemberian beasiswa itu terkait dengan komitmen Yayasan Sukma yang berada di bawah naungan Media Group dalam upaya membebaskan 10 warga negara Indonesia yang disandera Abu Sayyaf di Filipina, beberapa waktu lalu. “Bagi saya, pendidikan adalah nomor satu. Selama sembilan tahun menjadi wali kota Jolo, saya memandang pendidikan akan membawa perubahan,” kata Amin. “Dengan pendidikan, anak-anak memiliki banyak pilihan untuk masa depan mereka. Mereka juga tidak akan berpikir untuk bergabung dengan (kelompok) Abu Sayyaf,” ujarnya saat berkunjung ke Kantor Media Group, kemarin.
Vice Chairman Media Group, Lestari Moerdijat, mengungkapkan ke-30 anak itu terdiri atas 15 pelajar kelas 7 dan 15 pelajar kelas 11. Mereka akan mendapatkan beasiswa penuh dari Yayasan Sukma. Anak-anak itu dipilih dari pelajar di Sulu. Mengenai situasi di Sulu, Amin menyebut kondisi di provinsi yang berdekatan dengan Sabah, Malaysia, itu sangat kondusif. “Kondisi saat ini sangat aman,” tegas pria yang juga berperan dalam proses pembebasan sandera WNI itu.
Ia menyambut antusias kesepakatan yang dicapai antara pemerintah Indonesia, Filipina, dan Malaysia untuk meningkatkan kerja sama dalam upaya memerangi pembajakan, penculikan, dan aktivitas penyelundupan di Laut Sulu. “Keamanan di wilayah laut memang menjadi tanggung jawab bersama negara di kawasan. Karena itu, saya menyambut baik kesepakatan itu.” Dia kemudian meminta ketiga negara untuk menggelar penyelidikan mengenai aktivitas Abu Sayyaf yang beroperasi hingga ke perairan Malaysia. “Harus diselidiki siapa di belakang mereka,” tegas Amin.
Sumber MI